Rabu, 04 November 2009

PULVERES/PULVIS

PULVERES/PULVIS

Pengertian :
à Campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan untuk pemakaian oral/dalam atau untuk pemakaian luar.
Diameter 1,2 – 1,7 µm dengan atau tanpa vehikulum serta untuk penggunaan
oral atau topikal
Bentuk serbuk lebih efektif karena ;
- Luas permukaan yang lebih luas
- Mudah terdispersi
- Lebih larut dari bentuk lain yang dipadatkan (capsul, tablet, pil)

Digunakan untuk : anak – anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet.
Cara penggunaan ; dapat dicampur dengan air minum.
Bentuk serbuk
1. Terbagi (pulveres/divided powder/chartulae).
2. Tak terbagi (pulvis/bulk powder). Terbatas pada obat yang relative tidak poten seperti laksansia, antasida, makanan diet, analgetika tertentu, serbuk gigi, serbuk tabur.
Kemasan : kertas perkamen, kertas selofan atau sampul polietilena.

Keuntungan bentuk serbuk
1. lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang dipadatkan.
2. Anak – anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan.
3. Masalah stabilitas yang sering di hadapi dalam sediaan cair , tidak ditemukan dalam sediaan serbuk.
4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk serbuk
6. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan penderita.


Kerugian bentuk serbuk
1. Tidak tertutupinya rasa dan bau yang tidak enak (pahit, sepet, lengket di lidah, amis dan lain – lain)
2. Pada penyimpanan kadang terjadi lembab atau basah.

Syarat – syarat serbuk :
1. Kering
2. Halus
3. Homogen
4. Memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam bobot sediaan) atau keseragaman kandungan (keseragaman jumlah zat dalam sediaan), yang berlaku untuk serbuk bagi /pulveres yang mengandung bahan obat keras, narkotika, dan psikotropika.
Uji keseragaman bobot untuk serbuk terbagi :
1. Timbang isi dari 20 bungkus satu persatu.
2. Campur isi ke 20 bungkus tadi dan timbang sekaligus
3. Hitung rata – ratanya.
Syarat : penyimpangan yang diperbolehkan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata – rata, tidak lebih dari 15 % untuk 2 bungkus dan tidak lebih dari 10 % untuk 18 bungkus.

Serbuk oral tidak terbagi, hanya terbatas pada obat yang relative tidak poten, seperti laksansia, antasida, makanan diet, dan beberapa analgetika tertentu sehingga pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar lain.

Serbuk tabur, pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh, agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.

Derajat Kehalusan Serbuk
Menurut Materia Medika
Derajat halus serbuk dinyatakan dengan nomor pengayak.
Jika derajat halus suatu serbuk dinyatakan dengan 1 nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut.
Jika derajat halus suatu serbuk dinyatakan dengan 2 nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi.
Menurut Farmakope Indonesia
Dalam penetapan derajat halus serbuk simplisia nabati dan simplisia hewani, tidak ada bagian dari obat yang dibuang selama penggilingan atau pengayakan, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi.
Untuk penetapan keseragaman derajat halus serbuk obat dan bahan kimia, cara yang boleh dilakukan dengan menggunakan pengayak baku yang memenuhi persyaratan. Hindari penggoyangan lebih lama, yang akan menyebabkan peningkatan derajat halus serbuk selama penetapan.
Untuk serbuk sangat kasar, kasar dan setengah kasar, Masukkan 25-100 g serbuk uji pada pengayak baku yang sesuai yang mempunyai panci penampung dan tutupyang sesuai. Goyang pengayak dengan arah putaran horizontal dan ketukkan secara vertikal pada permukaan keras selama tidak kurang dari 20 menit atau sampai pengayakan praktis sempurna. Timbang seksama jumlah yang tertinggal pada pengayak dan dalam panci penampung.
Untuk serbuk halus atau sangat halus. Lakukan penetapan seperti pada serbuk kasar kecuali contoh tidak lebih dari 25 g dan pengayak yang digunakan digoyang selama tidak kurang 30 menit atau sampai pengayakan praktis sempurna.
Untuk serbuk berminyak atau serbuk lain yang cenderung menggumpal dan dapat menyumbat lubang, sikat pengayak secara berkala hati-hati selama penetapan. Hancurkan gumpalan yang terbentuk selama pengayakan. Derajat halus serbuk obat dan bahan kimia dapat juga ditetapkan dengan cara melewatkan pada pengayak yang dapat digoyang secara mekanik yang memberikan gerakan berputar dan ketukan seperti pada pengayak yang menggunakan tangan; tetapi dengan gerakan mekanik yang seragam, mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat pengayak



Klasifikasi Serbuk Berdasarkan Derajat Halus
Klasifikasi serbuk
Simplisia nabati dan hewani
Bahan Kimia
Nomor nominal serbuk1
Batas derajat halus2
Nomor Nominal serbuk1
Batas derajat halus2
%
Nomor pengayak
%
Nomor pengayak
Sangat kasar
Kasar
Setengah kasar
Halus
Sangat Halus
8
20
40
60
80
20
40
40
40
100
60
60
80
100
80

20
40
80
120

60
60
60
100

40
60
120
120
Keterangan :
1 Semua partikel serbuk melewati pengayak dengan nomor nominal tertentu
2 Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah ditentukan

Pengayak dibuat dari kawat logam atau bahan lain yang cocok dengan penampang melintang yang sama diseluruh bagian. Jenis pengayak dinyatakan dengan nomor (5, 8, 10, 22, 25, 30, 36, 44, 60, 85, 100, 120, 150, 170, 200, 300) yang meninjukkan jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searang dengan panjang kawat.
Sebagai pertimbangan praktis, pengayak terutama dimaksudkan untuk pengukuran derajat halus serbuk untuk sebagian besar keperluan farmasi, walaupun penggunaannya tidak meluas untuk pengukuran rentang ukuran partikel yang bertujuan meningkatkan penyerapan obat dalam saluran cerna.



- Derajat Halus SerbukYang dimaksud dengan :
# Serbuk sangat kasar -> serbuk (5/8)
# Serbuk Kasar -> serbuk (10/40) coarse powder
# Serbuk agak kasar -> serbuk (22/60) moderately fine powder
# Serbuk agak halus -> serbuk (44/85) moderately fine powder
# serbuk halus -> serbuk (85) fine powder
# Serbuk sangat halus -> serbuk (120/200 atau 300) fery fine powder
yang dimaksud dengan (5/8) contohnya, adalah ketika serbuk dapat melalui seluruhnya dalam ayakan no.5 dan 40% dapat dilalui serbuk dalam ayakan no.8 (2)(3)Untuk simplisia nabati, tidak boleh menggunakan bagian pertama yang terayak, tetapi harus terayak habis dan dicampur homogen, karena zat berkhasiat tidak terbagi rata pada semua bagian simplisia. Sebagai contoh daun kering yang digerus halus dan diayak, maka muka daun yang terayak dulu, setelah itu baru urat daun dapat terayak.Serbuk Secale cornuti harus dibuat baru dan tidak boleh disimpan lebih dari 1 tahun.

Jenis Pulvis
adalah serbuk yang tidak terbagi – bagi dan dapat digolongkan menjadi beberapa jenis.
1. Pulvis adspersorius (serbuk tabur/bedak), serbuk ringan untuk pengunaan topical, dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
Syarat :
a) Harus halus, tidak boleh ada butiran – butiran kasar (harus melewati ayakan 100 mesh)
b) Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya harus bebas dari bakteri Clostridium tetani, C. welcii, Bacillus antracis serta disterilkan dengan cara D (cara kering).
c) Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
2. Pulvis dentrificius
Serbuk gigi, biasanya mengunakan carmin sebagai pewarna yang dilarutkan terlebih dahulu dalam chloroform/etanol 90 %.
3. Pulvis sternutatorius
Serbuk bersin yang penggunaannya dihisap melalui hidung, sehingga serbuk tersebut harus halus sekali.
4. Pulvis effervescent
Merupakan serbuk biasa yang sebelum digunakan dilarutkan terlebih dahulu dalam air dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini akan mengeluarkan gas CO2, kemudian membentuk larutan yang pada umumnya jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam sitrat atau asam tartrat) dengan senyawa basa (natrium carbonat atau natrium bicarbonate).

PEMBUATAN SERBUK SECARA UMUM

Serbuk diracik dengan cara mencampur satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit kemudian diayak, biasanya mengunakan pengayak no 60 dan dicampur lagi.

Cara pencampuran bahan – bahan :

1. Jangan mencampur bahan berkhasiat keras dalam mortir dalam keadaan tidak diencerkan, untuk mencegah sebagian obat tertinggal dalam pori – pori mortir.
2. Bila mempunyai BJ yang berlainan, masukan dulu serbuk yang BJ nya besar baru kemudian masukkan bagian serbuk yang BJ nya lebih rendah dan diaduk.
3. Jangan menggerus bahan – baha serbuk dalam jumlah banyak sekaligus. Hal ini untuk menghindari agar jangan sampai ada bagian serbuk yang belum habis.
4. Obat yang berbentuk kristal/bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu.
5. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah (konstituen) dalam mortir.
6. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah merata.
7. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.


Berbagai istilah cara pencampuran bahan obat bentuk serbuk :
· Trituration, Mencampur bahan obat dalam lumpang, cara ini sering dilakukan di Rumah Sakit, Puskesmas dan Apotek dalam skala kecil.
· Spatulasi, sejumlah serbuk obat digerus diatas selembar kertas atau tatakan pembuat pil dengan gerakan spatula obat. Keuntungan dari cara triturasi yaitu kehilangan bahan obat lebih sedikit dan cocok untuk bahan-bahan obat yang mempunyai sifat dan keadaan yang sama. Tidak cocok untuk yang mengandung satu atau lebih bahan berkhasiat keras.
· Sifting/Pengayakan, Dicampur dengan cara melewatkannya melalui ayakan, umumnya menghasilkan produk yang agak halus.
· Tumbling, pencampuran serbuk dengan mengguling-gulingkan serbuk yang ditutup dalam suatu wadah besar, biasanya diputar oleh mesin secara mekanik, cara ini dilakukan pada skala industri.

PEMBUATAN SERBUK SECARA KHUSUS
1. Bahan padat

1. Halus sekali
a. Tidak berkhasiat keras
1). Belerang, dalam bedak tabur tidak ikut diayak, tidak boleh diayak dengan bahan logam.
2). Iodoform karena baunya lengket dan tidak enak harus diayak dengan ayakan khusus atau terpisah.
3). Rifampisisn, Sb2S5 (sangat halus sehingga dapat masuk pori – pori lumpang atau mortir maka harus digerus dalam lapisan zat tambahan.
b. Berkhasiat keras
1). Jumlah banyak ; Rifampisin, digerus dalam lapisan zat tambahan.
2).Jumlah sedikit ; Luminal, As2O3 dibuat pengenceran. Atropin sulfat, dibuat pengenceran bertingkat.

2. Hablur/kristal
a. Camphorae, mudah mengkristal kembali, maka ditetesi terlebih dahulu dengan eter atau etanol 95 % kemudian dikeringkan dengan ditambahkan zat tambahan yang cocok. Cara ini pun harus hati – hati karena terlalu lama menggerus atau dengan sedikit tekanan waktu menggerus akan menggumpal kembali.
b. Asam salisilat, sangat ringan, mudah beterbangan merangsang hidung hingga bersin, tetesi dahulu dengan eter atau etanol 95 % kemudian ditambahkan zat tambahan.
c. Asam benzoat, naftol, mentol, timol dan salol campurannya mudah mencair, dikerjakan seperti pada camphorae atau asam salisilat.
d. Garam – garam yang mengandung air kristal, dapat dikerjakan dalam lumpang panas, KI dan garam – garam Bromida, KBr, NaBr.
Garam – garam yang mempunyai garam exicatusnya (kering) maka diganti/ambil yang exicatusnya (Anhydrus)/kering dengan perbandingan :
Aluminii et Kalii Sulfas : 67 %
Ferrosi Sulfas : 67 %
Magnesi Sulfas : 67 %
Natrii Sulfas : 50 %
Natrii Carbonas : 50 %
e. Iodium, tetesi dengan eter atau etanol 95 %, kerinkan dengan zat tambahan. Jika menggunakan amilum akan berubah warna dari putih menjadi biru.

2. Bahan setengah padat (biasanya dalam bedak tabur)

1. Jumlah banyak, dilebur dahulu
2. Jumlah sedikit, tetesi dengan eter atau etanol 95 %, atau aseton. Misalnya ; adeps lanae, cera, parafin liq, vaselin.

3. Bahan cair

1. Minyak atsiri, tetesi terakhir atau dibuat elaeosacchara yaitu campuran 2 gr gula dengan 1 tetes minyak atsiri.
2. Kalii arsenitis solutio (Liq. Fawleri) ; diuapkan dahulu sampai kering kemudian ditambahkan zat tambahan.
3. Sol. Formaldehid (formalin), dapat diganti dengan bentuk padatnya yaitu paraformaldehid sebanyak kadar formalin persediaan yaitu 36 % nya.
4. Tingtur (Tinct.Opii, Tinct Digitalis, Tinct Aconiti, Tinct Belladonae, Tinct Ratanhiae).
a) Jumlah sedikit dikerjakan dalam lumpang panas, dikeringkan dengan zat tambahan.
b) Jumlah banyak diuapkan sampai 1/3 nya, kehilangan berat 2/3 diganti dengan zat tambahan SL.

4. Ekstrak
a. Ekstrak kering (siccum), misalnya Extr. Opii, Extr. Strychnin ; dikerjakan seperti bahan padat lain.
b. Ekstrak kental (spissum), misalnya Extr. Belladonae, Extr. Hyoscyami, Extr. Valerian ; gunakan etanol 70 % dalam lumpang panas, sedangkan Extr. Cannabis indicae menggunakan etanol 90 % juga dengan mortir panas.
c. Ekstrak cair (liquidum), misalnya Extr. Chinae liq. Extr. Hydrastis liq. Extr. Rhamni purchinae dikerjakan seperti mengerjakan pada tingtur.

5. Bahan obat dalam bentuk tablet atau capsul.

1. Jika mengandung zat khasiat tunggal, ambil bentuk tablet atau kapsul langsung. Tablet digerus halus, timbang beratnya, kapsul keluarkan isinya timbang beratnya.
2. Jika mengandung zat khasiat campuran dapat diambil persediaan bentuk serbuknya saja.
3. Bila jumlah tablet adalah pecahan, maka dibuat pengenceran dulu yang mudah dibagi, baru ditimbang dalam perbandingan.misalkan ; tablet CTM beratnya 200 mg, diperlukan 1/6 tablet. Ambil 1 tablet gerus dan tambahkan SL ad berat campuran 600 mg , untuk mengambil 1/6 tablet, ditimbang campuran tersebut 100 mg.

OTT (Obat Tak Tercampurkan)

Disebabkan oleh :
1. Terjadi reaksi kimia
2. Terjadi perubahan fisika
3. Terjadi kerja farmakologis



Untuk OTT yang tidak dapat diatasi, bisa diusulkan untuk mengeluarkan salah satu obat jika ;

1. Terjadi reaksi kimia
a. Campurannya menjadi racun. Misalnya ;
1). Kalomel + Iodium à Sublimat
2) Asetosal + antipirin à kinatosin (tidak berefek antimalaria bahkan beracun)
b. Campurannya menimbulkan ledakan. Misalnya ; bahan pengoksidasi dengan bahan yang mudah dioksidasikan (K-klorat + sulfur)
c. Terjadi perubahan warna. Misalnya ;
1). Antipirin + nitrit àhijau
2). Amilum + iodin à biru

2. Terjadi perubahan Fisika
Misalnya golongan alkaloida akan diserap oleh norit.

3. Terjadi kerja farmakologis yang merugikan. Misalnya :
1. Fenasetin akan merusak ginjal sehingga tidak boleh digunakan oleh pasien dengan kerusakan ginjal.
2. Amidopirin dapat menyebabkan kanker usus.
3. Heksamin dengan golongan sulfa à antagonis.

Ott yang dapat diatasi, masing – masing obat dilapisi zat tambahan jika :
1. Terjadi reaksi kimia. Misalnya ; alkaloid dengan logam berat (Extr. Belladonae + AgNO3 teroksidasi).
2. Terjadi perubahan fisika. Misalnya ; Campuran Mentol, timol dan salol à titik didihnya akan turun, mudah mencair.
3. Terjadi kerja farmakologis. Misalnya ; Campuran obat hipnotik + obat sedativa + caffein dalam perbandingan tertentu masih dapt diberikan.



Pulvis Adspersorius = Serbuk Tabur
Serbuk tabur adalah serbuk bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar.
Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
Dalam pembuatan serbuk tabur, obat-obat yang berkhasiat dicampur dengan Talkum atau Bolus Alba, tetapi tidak dengan Zinci Oxydum dan zat yang sejenis.
Bedak tabur harus diayak, maka dalam pembuatannya dilebihkan 10 %.
Dalam sediaan tanpa mengandung lemak à diayak no 60
Dalam sediaan mengandung lemak ( adeps lanae, vaselin, cera flava, balsam peru, ichtyol) à diayak no 44

1. Ac. Citricum à Dipanaskan di WB ad 82,5 %.
2. Adeps lanae, lanolin, cera flava, Cetaceum, cetyalcohol, paraffin solidum, Vaselin. à Jumlah sedikit + Spir Fort lalu + talk. Jumlah banyak lelehkan di Water Bath lalu tambahkan talk.
3. Balsam Peruvianum, Camphora, Menthol, Thimol, Salol , Ichtiol à ditambah Spir Fortior lalu + Talk.
4. Sol Formaldehyd = Formalin mengandung 36 % paraformaldehyd. Jumlah sedikit campurkan dengan talk. Jumlah banyak diganti dengan paraformaldehyd 36 % dari jumlah Sol Formaldehyd.
5. Sol Formalin à tanyakan mengandung berapa % formalin
6. Zincy Oxidum à sebelumnya harus diayak dahulu menggunakan ayakan no 100 kemudian ditimbang sejumlah yang diinginkan.
Cara pembuatan serbuk tabur yang mengandung :
· Asam Salisilat, Jangan digerus sendiri, kalau beterbangan akan merangsang selaput lendir hidung atau mata. Menghaluskannya dengan cara dilarutkan pakai Etanol atau Eter, lalu dikeringkan/diserbukkan dengan penambahan Talk.
· Ichtyol, diencerkan dengan Aether Cum Spiritus, air atau Etanol lalu dikeringkan dengan Talk, sambil diaduk sampai Aether Cum Spiritusnya menguap, tambahkan sisa talk atau serbuk lainnya, yang melekat pada dinding lumpang dilepas dengan cara mengorek pakai kertas lilin.
· Perubalsem, Dilarutkan dengan Etanol 90 % sampai sekental sirop, lalu dikeringkan dengan Talk. Mengerjakan Perubalsem dalam serbuk senantiasa dihindarkan dari pemanasan.
· Emplastrum Oxydi Plumbici, dalam jumlah kecil dapat dilarutkan dengan Eter, lalu ditambahkan Talk secukupnya diaduk sampai Eter menguap, setelah itu ditambahkan bahan tambahan lainnya. Dalam jumlah banyak sebaiknya dicairkan diatas penangas air, setelah mencair ditambahkan Talk, aduk sampai rata dan panaskan lagi hingga kering. Bagian yang digunakan adalah yang telah dibersihkan dari lapisan-lapisan luar yang keras, karena bagian ini tidak larut.
· Adeps Lanae, Dilarutkan dengan Aceton, lalu tambahkan Talk Secukupnya aduk hingga rata, biarkan Aceton menguap, lalu tambahkan bahan lain. Dapat juga dilakukan Adeps Lanae dilebur/dicairkan dalam lumpang panas, lalu tambahkan Talk dan aduk sampai rata.
· Paraffinum Liquidum, Oleum Ricini dicampur dengan dulu dengan sama banyak Talk, lalu ditambahkan sedikit demi sedikit dan diaduk, yang melekat pada dinding lumping dilepas dengan pengorek.
· Vaselin, Cera, dilarutkan dengan Etanol atau Eter, lalu ditambahkan Talk, aduk sampai rata. Jika dalam jumlah banyak, dicairkan diatas penangas air dan ditambahkan Talk dan aduk hingga rata, panaskan kembali hingga kering.
· Minyak-minyak Atsiri, sebagai pengharum, dapat dilarutkan dengan sedikit etanol , dimasukkan sesudah serbuk diayak, dengan cara memasukkannya ke dalam lumpang lalu ditambahkan campuran serbuk yang sudah diayak sedikit demi sedikit, aduk hingga rata.
· Solutio Formaldehyda, dicampur terakhir seperti minyak atsiri jika dalam jumlah sedikit, Dalam jumlah banyak dan dapat menyebabkan campuran serbuk lembab, maka harus diganti dengan 1/3 bobotnya dengan Paraformaldehyda.
.

Rabu, 14 Oktober 2009

SOAL FARMAKOLOGI

1. Fase yang meliputi waktu mulai penggunaan obat melalui oral sampai dengan pelepasan zat aktifnya ke dalam cairan tubuh dan siap untuk diabsorpsi disebut fase ….
a. farmakokinetika
b. farmakodinamika
c. farmakoterapi
d. biofarmasi
e. terapetik
2. Peristiwa di mana suatu obat memberikan efek yang sama sekali berlainan dari efek normalnya disebut…
a. efek samping c. idiosinkrasi e. toleransi
b. alergi d. tachyphylaxis
3. Antibiotika dengan mekanisme kerja menghambat sintesa dinding sel bakteri adalah…
a. ciprofloxacin c. tetrasiklin e. penisilin
b. kloramphenikol d. rifampisisn
4. Antibiotika golongan aminoglokosida yang diperoleh dari Mycromonospora purpurea adalah….
a. streptomysin c. gentamisin e. tetrasiklin
b. neomisin d. kanamisin
5. Antibiotika yang tidak boleh diberikan pada anak usia di bawah 8 tahun karena berakibat gigi menjadi bercak – bercak coklat dan mudah berlubang adalah ….
a. penisilin c. eritromisin e. amoxicillin
b. tertasiklin d. sefalosporin
6. Antasida digunakan untuk mengatasi kelebihan asam lambung, mekanisme kerjanya secara
a. fisika c. metabolisme e. subtitusi
b. kimia d. kompetisi
7. Untuk mencegah neuritis, pemberian INH pada enderita TBC sering dikombinasikan dengan
a. Pyridoxin c. etambutol e. pyrazinamid
b. Rifampisin d. PAS
8. Jenis cacing yang menyebabkan penyakit kaki gajah (elephantiasis) adalah …
a. oxyuris vermicularis c. ankylostoam duodenale e. filaria
b. taenia saginata d. ascaris lumbricoides
9. Nama paten dari obat cacing pirantel pamoat adalah…
a. combantrin c. quantel e. vermox
b. ascaridil d. helben
10. Antifungi yang termasuk golongan antibiotika adalah …
a. mikonazol c. griseofulvin e. flukonazole
b. asam benzoat d. klotrimazol
11. Obat yang sering dikombinasikan dengan antasida untuk mencegah kembung adalah…
a. ekstrak belladon c. klordiazepoksid e. dimetikon
b. norit d. papaverin
12. Anti diare yang dengan cara menekan peristaltik usus adalah…
a. tanalbumin c. kaolin e. norit
b. tannin d. loperamid
13. Antasida ini bekerja dengan cara perintang reseptor H2 adalah
a. ulsikur c. disflatyl e. sanmag
b. alukol d. maalok
14. Asam mefenamat adalah analgetika perifer golongan ..
a. salisilat c. pirazolon e. fenantren
b. antranilat d. para aminofenol
15. Turunan asam propionat yang berkhasit anti inflamasi analgetik dan antipiretik adalah…
a. piroksikam c. fenilbutazon e. . ibuprofen
b. diklofenak d. indometasin
16. Dengan persetujuan dokter penulis resep, maka amoksisilin dapat digantikan dengan obat paten….
a. Binotal c. Amoxan e. Penbritin
c. Amicain d. Duricef
17. Pil kontrasepsi yang hanya mengandung dosis kecil progesteron saja adalah…
a. pil kombinasi c. pil bertahap e. pil suntik
b. pil mini d. morning after pil
18. Peristiwa dimana dosis obat harus dinaikkan terus menerus untuk mencapai efek terapeutik yang sama disebut…
a. adiksi c. habituasi e. alergi
b. toleransi d. resistensi
19. Ilmu yang mempelajari nasib obat dalam tubuh adalah..
a. farmakologi c. farmakokinetika e. farmakodinamika
b. farmakoterapi d. farmakogenetika

20. Dibawah ini adalah cara pemberian obat yang memberikan efek sistemik, kecuali…
a. rectal c. sublingual e. oral
b. injeksi d. intra vaginal
21. Obat TBC yang dapat menyebabkan buta warna merah/hijau adalah..
a. rifampisin c. etambutol e. INH + B 6
b. isoniazid d. pyrazinamid
22. Analgetiak berikut ini termasuk AINS yang sering dimasukkan dengan diam – diam dalam sediaan obat tradisional, dengan maksud untuk mengobati letih, lesu, otot lemah dan nyeri …..
a. Ibuprofen c. Indomethasin e. piroksikam
b. diklofenak d. fenilbutazon
23. Nama generik dari obat tidur dengan nama dagang Dumolid adalah ……
a. Nitrazepam c. Klorpromazin e. diazepam
b. Fenilbutazon d. Flunitrazepam
24. Antibiotika yang efektif terhadap kuman TBC dan satu - satunya yang berkhasiat leprosid terhadap basil lepra adalah……
a. INH c. Pyrazinamid e. Rifampisin
b. Dapson d. Etambutol
25. Obat yang tidak diindikasikan untuk penyakit Reumatik adalah ……
a. Ibuprofen c. Fenilbutazon e.Asetaminofen
b. Piroksikam d. Diklofenak natrium
26. Papaverin HCl adalah obat yang dapat menghentikan diare, sebab termasuk golongan
a. desinfektan c. spasmolitika e. adsorbensia
b. obstipansia d. kemoterapeutika
27. Fungistatik yang berkhasiat keratolitik adalah…
a. fenol c. asam salisilat e. ketokonazol
b. mikonazol d. asam undesilinat
28. Hipnotika diidindikasikan untuk penderita …
a. Stres c. Amnesia e. Insomnia
b. Depresi d. Schizoprenia
29. Pada pemakaian obat tidur/hipnotika dapat tejadi efek samping berupa hang over, yaitu….
a. depresi pernapasan
b. penurunan tekanan darah
c. efek sisa pada keesokan harinya
d. ketergantungan dan adanya bahaya bunuh diri
e. mual dan muntah
30. Antibiotika dengan mekanisme kerja menghambat pembentukan asam - asam inti adalah ….
a. Penisilin c. Kloramfenikol e. Ciprofloxacin
b. Tetrasiklin
d. Rifampisin
Essay !!!!!!
1. Jelaskan tentang penyebab dan cara pencegahan penyakit Tuberculosis (TBC)
2. apa yg dimaksud dgn efek2 di bawah ini
a. idiosinkrasi
b. alergi
c. fotosensitasi
d. terratogen
3. Sebutkan garis besar proses yang dialami obat yang diminum sampai terjadi efek dan sebutkan pula fase - fasenya !

Sabtu, 03 Oktober 2009

Hi. . .para profesi farmasi. . .lam jumpa.